LAMONGAN. LAMONGANNEWS.COM; Bunyi mesin potong pada granit terus berdesing di telinga ketika melintasi salah satu jalan kampung di Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan. Bunyi tersebut berasal dari salah satu sudut rumah warga yang ada di RT 04/RW 02 Desa Sumberwudi.
Bangunan berukuran 2×3 meter itu merupakan tempat pembuatan batu nisan dengan berbagai ukuran, model dan ukirannya. Di dalamnya tempat tersebut, terlihat seorang pria yang sibuk mengecat batu nisan yang telah diukir nama mendiang. Pria itu diketahui bernama Hadi Suliswanto (37), yang tak lain perajin batu nisan. Dia begitu teliti mengerjakan pesanannya.
Dia seolah acuh meski bising suara kendaraan dari bengkel motor samping lapak usahanya terus terdengar di telinga. Ditemui Lamongnews.com, Minggu (14/11/2021), Hadi mengaku bahwa hasil kreasi nisan buatannya menjadi prioritas utama untuk memuaskan para pemesannya.
“Iya ini yang mesan batu nisan kan orang-orang sini saja. Kepuasan mereka terhadap pesanannya merupakan kebanggaan bagi saya,” kata Hadi.
Dua bola mata Hadi terus menuju batu nisan dengan granit hitam bercat kuning yang dikerjakannya. Seiring tangan kanan lalu lalang ke kaleng cat dan batu nisan, Hadi bercerita awalnya membuat batu nisan ini karena melihat batu nisan yang dijual di toko kurang menarik dan harganya sedikit mahal.
“Awalnya saya ingin mengganti batu nisan makam kakek buyut saya, tapi harganya mahal dan bentuk serta warnanya kurang menarik. Berbekal ketrampilan saya saat menjadi tukang batu, saya coba membuat batu nisan sendiri,” terang Hadi
Sejak itu, sambung Hadi, ada aja yang pesan setiap hari. Karena yang pesan bukan setiap hari ada orang yang meninggal, tapi juga ada yang mau merenovasi makam-makam yang sudah lama.
Hadi harus mengerjakan pesanan dengan cekatan, mengingat jangka waktu pembuatan yang memakan waktu dalam satu minggu. Pembuatan batu nisan yang lama itu dikarenakan adanya ukiran ayat Al-Quran yang harus dibuat dengan teliti.
Untuk harga batu nisan pun berbeda-beda mulai Rp 300.000 sampai dengan Rp 500.000. Biasanya itu menyesuaikan ukuran dan kesulitan dalam pembuatan batu nisan.
“Ada juga yang ukuran patok itu Rp 250.000. Yang paling mahal pesanan batu nisan sama badan-badannya,” katanya. Hadi mengatakan, di balik hasil pembuatan batu nisan yang baik, tak jarang juga ia melakukan kesalahan.
“Tapi di balik hasilnya pasti pernah juga buat kesalahan. Misal, salah nama atau kurang nama itu sih sudah sering. Itu kalau sudah salah enggak bisa digunakan lagi itu,” paparnya.
Untuk bisa meminimalisir kesalahan, biasanya Hadi kembali memastikan kepada pemesan mengenai nama yang akan diukir pada batu nisan. “Saya kan termasuk orang cepet nih belajar ukir itu, cuma satu bulan. Nah untuk menghindari kesalahan saya bisanya mastikan lagi tuh sama pemesan namanya benar atau enggak baru di buat,” pungkasnya.(omdik)