LAMONGAN, LAMONGANNEWS.COM; Umunya sebuah sekolah pesantren mendidik para santrinya untuk penguasaan dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan sedangkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi jadi terkesampingkan. Tapi lain halnya dengan SMA Unggulan BPPT Al Fattah, yang berlokasi di Siman, Sekaran Lamongan Jawa Timur ini.
Sekolah ini bersiap mendidik para santrinya tidak hanya menguasai bidang keagamaan, juga penguasaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka tidak jarang, sekolah yang berdiri di era Presiden BJ Habibie ini selalu mampu bersaing dalam pelbagai ajang lomba ilmu pengetahuan dan teknologi serta penelitian-penelitian ilmiah baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
“Kami punya visi Sekolah berbasis pesantren yang menyenangkan dengan target lulusan melanjutkan pendidikan tinggi ke dalam dan luar negeri,” ujar Nur Kakim, kepala sekolah di sekolah ini.
Bahkan, tidak jarang, para santrinya berhasil memenangkan lomba KIR di LIPI, beberapa kementrian, pelbagai kampus di Indonesia. Sejak berdiri tahun 1999 sampai sekarang, para santrinya meraih ratusan kejuaraan karya ilmiah remaja. Bahka lulusannya akhirnya banyak yang menjadi dosen di pelbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan kerja di beberapa kementrian.
“Alhamdulillah, dengan sarana juara KIR, para santri kami akhirnya mudah masuk ke jenjang perguruan tinggi dan di sana, para santri kami ternyata tidak mengecewakan almamater yang membesarkannya,” Ucap Eric, selaku salah satu pembina KIR di sekolah tersebut.
Bahkan baru-baru ini, santri SMA Unggulan BPPT Al Fattah mampu meraih kejuaraan dalam tingkat ASEAN pada kejuaraan yang dihelat oleh IYSA (Indonesia Young Scientist Association) pada even AISEF (ASEAN Innovative Science Enviromental and Enterpreuner Fair) si UNDIP, yang dilaksanakan pada tanggal 10-14 Februari kemarin.
Karya yang berjudul “Implementation of LEISA Agricultural and IDACTS Technology with Increase Rice Productivity to Maintain Good Security in Indonesia” atas nama Dinda Diandra Kusuma Dewi yang meraih medali Perak. Menurut Dinda Diandra, karya ilmiah itu membahas tentang rekayasa pembuatan aplikasi bertani untuk memudahkan para petani modern, rekaya aplikasi ini diberi nama “Smart Farming” pertanian cerdas yang memanfaatkan konsep pertanian LEISA terkonmbinasi teknologi IDACS.
LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) adalah konsep pertanian yang dirancang untuk memudahkan petani masa kini dengan cara mengoptimalkan sumber daya alam yang ada dan menekan biaya atau input dari luar. Sedangkan IDACS (Internet based Data Acquisition and Control System) adalah yakni sistem pertanian cerdas yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan kualitas tanah.” Pungkas Diandra yang sekarang kelas XII dan bercitaijadi seorang Dosen ini.
“Untuk mendukung keprofesionalan Para pengajar di SMA Unggulan BPPT Al Fattah, pimpinan lembaga tidak hanya mendorong para pengajarnya untuk mengikuti pelbagai workshop atau seminar tetapi mendorong agar para pendidiknya juga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, semisal ke Pasca dan Program Doktoral. Bahkan, mayoritas para pendidik di sini adalah lulusan kampus bonafid di tanah air, semisal UI, IPB, UGM, ITS, UNDIP, UNS, dan kampus negeri yang lain,” Papar Mawadatur Rahmah selaku Litbang di sekolah ini. Ima sendiri ( demikian nama akrabnya) adalah lulusan Pascasarjana UGM, Jurusan Biologi. (omdik/Helmy)